Rabu, 30 Desember 2015

MARI KITA MANFAATKAN KEMAJUAN TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN HIDUP MASYARAKAT INDONESIA

 Indonesia, negara  yang sedang mengalami krisis identitas. Dulu Indonesia terkenal dengan julukan negara agraris dan negara maritim. Julukan tersebut sudah tidak melekat lagi di negara tercinta ini. Dengan luas lahan yang seharusnya bisa menopang perekonomian Indonesia menjadi negara yang maju, tidak hanya lahan pertanian yang masih luas, tetapi juga perairan Indonesia yang bisa dijadikan sumber pendapatan negara.

Berkembangnya teknologi, tentu harus memberikan dampak positif terhadap laju perekonomian. Dan harus muncul generasi-generasi kreatif yang dapat memberikan kontribusi untuk Indonesia. Ide tersebut adalah pemanfaatan Jaringan 4G LTE untuk masyarakat Indonesia.

Saat ini, hampir setiap orang di Indonesia memiliki handphone atau smartphone. Biasanya tidak semua fitur yang tersedia di smartphone digunakan oleh usernya. Ini terjadi karena ketidakpahaman user akan manfaat dari fitur yang ada di smartphone. Ide yang ingin saya kembangkan adalah di sektor pertanian dan perikanan dimana para nelayan dan petani dapat merasakan manfaat adanya teknologi 4G LTE melalui sebuah aplikasi yang bisa membantu mereka untuk meningkatkan penghasilan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup yang notabenenya memiliki keterbatasan finansial.

Untuk mewujudkan program ini harus ada keterlibatan dari semua pihak, baik dari pemerintah melalui kementerian terkait dan seluruh lapisan masyarakat. Di dalam aplikasi tersebut tersedia informasi mengenai harga pasaran hasil pertanian atau perikanan, lokasi penjualan terdekat yang ramai dikunjungi oleh konsumen sehingga hasil pertanian dan perikanan yang dijual oleh petani dan nelayan cepat laku, tidak hanya itu, bahkan melalui aplikasi ini pembeli jarak dekat juga dapat membeli hasil pertanian dan perikanan tersebut untuk dikirim langsung kepada pembeli melalui pembelian online dengan menggunakan sistem pembayaran COD.


Pemerintah memberikan bantuan device melalui desa-desa yang sudah tercover jaringan 4G minimal 1 kampung 1 smartphone, karena saya yakin beberapa tahun kedepan hampir seluruh wilayah Indonesia akan terjangkau jaringan 4G dan juga alat transportasi penjualan dan yang paling penting adalah memberikan pelatihan tentang tata caranya. Namun, Sebelum itu harus dibentuk dulu kelompok-kelompok petani dan nelayan sehingga hasil penjualan dikumpulkan berdasarkan kelompok, lalu dibagi rata sesuai dengan kontribusinya. Melalui aplikasi ini konsumen lebih mudah mendapatkan apa yang dibutuhkan, dan pendapatan petani dan nelayanpun meningkat.



<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Yusuf Pasha Irwansyah -->
<ins class="adsbygoogle"
     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-8954940612577578"
     data-ad-slot="5053088041"
     data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>

Kamis, 03 Desember 2015

Kisah Anak Kost

Hai... Malem guys... Udah lama banget yah gue jarang post di blog.
Sebenernya gue ga sibuk sibuk banget sih, cuman agak males aja soalnya banyak tugas kuliah. Haha
Eh guys..
Ngomongin soal kuliah, pasti gabeda jauh dari kata kost atau ngekost. Buat kalian yang rumahnya jauh dari kampusnya mau ga mau harus ngekost dong. Hehe
Gamungkin kan kalau harus bolak balik dari rumah ke kampus.
Begitupun dengan gue, gue juga ngekost dong di sekitaran kampus gue. Hehe. walau harganya mahal, ya mau gimana lagi, agak susah soalnya nyari kosan di sekitaran kampus.
Oh iya. Ngomongin anak kost. pasti imagenya adalah bahwa kita harus bisa hidup mandiri. Semua  harus dilakuin sendiri. Beda banget lah kaya sekolah dulu yang apa apa pasti disedian sama orang tua kita.
Selama gue ngekost juga ya mau gamau gue harus lebih ekstra mandiri dibandingkan kemandirian gue saat sekolah dulu. Oh iya saat ini gue kuliah semester 3 di salah satu universitas swasta di Kota Bogor. Kenapa gue pilih Bogor, karena duluu gue pikir Bogor itu tempatnya adem. Eh taunya pas gue udah tinggal di Bogor, Cuacanya gajauh beda sama cuaca di rumah gue yang deket pantai.
Tapi yasudahlah. Jalanin aja. Toh waktu gabisa diputer balik kan??

Awal awal gue ngekost pastinya kita harus bisa beradaptasi sama penghuni kostan lainnya yang berasal dari daerah lain di Indonesia. Saling berkenalan dan bahkan harus menganggap mereka sebagai saudara karena memang kita tinggal dalam satu atap, Ceilah... haha
Yuk ah langsung mulai kisah anak kostannya....
Oh iyeee...
Gue salah satu tipikal anak yang gapernah mau ngelaundry pakaian kotor. Karena menurut gue laundry itu buang buang duit. Dan hasilnya juga ga terlalu memuaskan. Jadi ya kalau urusan cuci mencuci gue biasanya ngelakuin itu semua sendiri mulai dari ngerendem pakaiannya, ngejemur, sampe nyetrika. Kebayang dong gerahnya saat harus nyetrika. Haha. Tapi gapapalah daripada harus ngeluarin duit buat orang. Lebih baik sama sendiri. Iya ga?

Satu hal yang bisa diceritakan anak Kostan juga dalah mengenai apa yang mereka makan selama ngekost. Alhamdulillah gue selama ngekost berada dalam kondisi yang aman aman saja. Ga sampai tiap hari makan sama mie. Soalnya perut gue suka sakit kalau kebanyakan makan mie. Jadi gue bawa deh alat masak dan beli kompornya juga. Jadi kalau urusan makan gue tinggal masak. Walaupun sering juga sih gue beli makan di kampus kalau nanggung dan males banget buat balik ke kosan saat masih ada jam di kampus.

Intinya sih kalau mau survive jadi anak kostan. Kita harus bisa hidup mandiri. Buang jauh jauh rasa malas. Terutama rasa malas belajar. Karena tujuan kita kuliah kan untuk belajar bukan untuk maen maen doang. Ya kan?
Semoga buat kalian yang baru pertama kali ngerasain ngekost selalu semangat yah dan jangan merasa kesepian karena jauh dari orang tua karena itu adalha konsekuensinya.